Sejarah Juventus 'Era Agnelli' 1923–1980

Sejarah Juventus 'Era Agnelli' 1923–1980
Sejarah Juventus era 1923–1980: Masuknya Keluarga Agnelli dan Merajai Eropa. Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mengambil alih kendali Juventus pada 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru. Hal ini memberikan semangat baru untuk Juventus, dimana pada musim 1925-26, mereka berhasil menjadi scudetto dengan mengalahkan Alba Roma dengan agregat 12-1. Pada era 1930'an, klub ini menjadi klub super di Italia dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, dibawah asuhan pelatih Carlo Carcano dan beberapa pemain bintang seperti Raimundo Orsi, Luigi Bertolini, Giovanni Ferrari dan Luis Monti. Juventus kemudian pindah kandang ke Stadio Comunale, tetapi di akhir 1930'an dan di awal 1940'an mereka gagal merajai Italia. Bahkan mereka harus mengakui tim sekota mereka, A.C.Torino. Secercah prestasi kemudian muncul di musim 1937-38 saat Juve menjuarai Piala Italia pertama mereka setelah di final mengalahkan klub sekota mereka, Torino.

Setelah berada di posisi 6 pada musim 1940-41,Juve lantas merebut Piala Italia kedua mereka di musim berikutnya. Diperiode ini, Italia ikut Perang Dunia II dan ini membuat jalannya Liga menjadi terhambat. Sepakbola Italia kemudian memutuskan untuk terus berlangsung saat masa perang berjalan. Pada 1944, Juve ikut serta dalam sebuah turnamen lokal, yang akhirnya urung diselesaikan. Pada 14 Oktober, Liga kembali bergulir dan ditandai dengan derby Torino vs Juventus. Torino yang saat itu mendapat sebutan "Grande Torino" kalah 2-1 dari Juventus. Namun di akhir musim justru Torino yang berhasil juara.Pada jeda musim panas, sebuah peristiwa penting terjadi di Juve pada 22 Juli 1945, Gianni Agnelli mengambil alih posisi Presiden Klub, meneruskan tradisi keluarga Agnelli. Dalam kepempinannya, Agnelli mendatangkan Giampiero Boniperti dalam jajaran staffnya. Ditambah amunisi baru seperti Muccinelli dan striker asal Denmark John Hansen. Setelah Perang Dunia II usai, Juve berhasil menambah dua gelar Seri A pada 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver.

Gianni Agnelli lantas meninggalkan klub pada 18 September 1954. Tahun ini periode gelap Juve dimulai dengan hanya mampu finish di posisi 7. Musim berikutnya, di bawah arahan manajer Puppo yang mengandalkan skuat muda Juve mulai mencoba bangkit. Setelah serangkaian kekalahan karena skuat yang belum matang, pada November 1956 kabar baik berembus dengan masuknya Umberto Agnelli sebagai komisioner klub. Skuad menjadi kuat dengan kedatangan beberapa pemain hebat seperti Omar Sivori dan pemuda Wales bernama John Charles yang menemani para punggawa lama seperti Giampiero Boniperti. Musim 1957-58, Juve kembali berjaya di Seri A dan menjadi klub Italia pertama yang mendapatkan bintang kehormatan karena telah memenangi 10 gelar Liga Seri A. Di musim yang sama, Omar Sivori terpilih menjadi pemain Juventus pertama yang memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa. Juve juga berhasil memenangi Coppa Italia setelah mengalahkan ACF Fiorentina di final. Boniperti pensiun di 1961 sebagai top skorer terbaik Juventus sepanjang masa dengan 182 gol di semua kompetisi yang ia ikuti bersama Juventus. Di era 1960'an, Juve hanya sekali memenangi Seri-A yaitu di musim 1966–67. Tetapi pada era 1970'an, Juve kembali menemukan jatidirinya sebagai klub terbaik Italia. Dibawah arahan Čestmír Vycpálek, Juve berusaha bangkit di musim 1971-72. 
Andrea Agnelli
Sejarah Juventus 'Era Agnelli' 1923–1980
Di paruh pertama musim, Juve belum stabil dalam permainan dan di paruh kedua mereka berhasil kembali ke performa terbaik terutama saat mencapai final Fairs Cup (cikal bakal Piala UEFA ) namun kalah dari Leeds United. Di pekan ke 4 liga, Juve kemudian berhasil mengalahkan AC Milan 4-1 di San Siro ditandai permainan apik Bettega dan Causio. Namun beberapa saat kemudian, Bettega harus istirahat karena sakit dan posisi pertama klasemen milik Juve menjadi terancam.Untungnya mereka berhasil konsisten dan merebut Scudetto ke 14 mereka. Selanjutnya di musim 1972-73 Juve kedatangan Dino Zoff dan Jose Altafini dari Napoli. Di musim ini, Juve dihadapkan pada jadwal di Seri A dan kompetisi Eropa. Setelah berjuang sampai menit akhir, Juventus berhasil menyalip AC Milan yang secara mengejutkan kalah dipertandingan terakhir mereka, dan merebut Scudetto ke 15. Juve juga bahkan berhasil masuk final Piala Champions musim tersebut, namun di mereka kalah dari Ajax Amsterdam yang dimotori oleh Johan Crujff. Selanjutnya mereka berhasil menambah tiga gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea di musim 1974-75, 1976–77 dan 1977–78. Dan dengan masuknya pelatih hebat bernama Giovanni Trapattoni, Juve berhasil memperpanjang dominasi mereka di era 1980'an.
Sejarah Juventus 'Era Agnelli' 1923–1980

0 komentar:

Post a Comment